12 April 2010

Kisah seorang Ibu

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ? tanya si pemuda.

Oh saya mau ke Jakarta terus connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua,jawab ibu itu.

Wouw hebat sekali putra ibu pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak. Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya bu?? Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??

Oh ya tentu si Ibu bercerita: Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ketujuh menjadi Dosen di Semarang.

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ketujuh. Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??

Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar. Pemuda itu segera menyahut, Maaf ya Bu.. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? 

Apakah kamu mau tahu jawabannya?? ????

Dengan tersenyum ibu itu menjawab,  Ooo tidak tidak begitu nak. Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani.

Sumber: Milis FHUKI-1987

Tidak ada komentar:

Posting Komentar